Selasa, 01 November 2011

CARA MERAWAT OPTIK DVD RW

sekedar pngetahuan ,,
ane share aja k sobat" blogger,, heheh, , ,

terkadangkita asik memakai dvd rw,,baik itu untuk copy disc,,burn ,,maupun convert ,,
tapi kita juga harus inget juga pada optiknya,,,
kasian optiknya dipaksa kerja trus,,
shingga banyak diantara kita yg optik DVD nya mulai melemah,,,


supaya tidak terulang lagi,,,ane kasi tau tips merawat DVD RW

Alat – alat yang dibutuhkan adalah :
-CD lens cleaner


-kain lap bersih



LANGKAH PEMBERSIHAN

Optical drive sangat rawan terkena debu. Dikarenakan dapat menyebabkan lambatnya suatu pembacaan CD / DVD yang dilakukan oleh Optical Drive.

Ada beberapa langkah bagaimana cara untuk merawat Optical Drive adalah sebagai berikut.

LANGKAH 1

Buka CD / DVD room anda, kemudian bersihkan bagian depan & tempat dudukan keping CD dengan menggunakan kain/pembersih lainnya.

LANGKAH 2

Ambil kepingan CD lens cleaner (banyak dijual kok) kemudian teteskan teteskan cairan pembersih pada sikat (busa) halus yang ada dipermukaan CD

LANGKAH 3

Masukan kepingan CD lens cleaner tersebut kedalam CD / DVD room anda, lalu jalankan CD dengan menggunakan multimedia player ( Windows Media Player) yang ada didalam PC anda. Dengan begitu Optical Drive anda sedang dibersihkan berbarengan dengan dibacanya file multimedia yang ada pada CD lens cleaner tersebut.
---------------------------
LANGKAH LANJUT
pastikan dalam mengoperasikannya lagi, CD/DVD yg akan diputar dalam kondisi bagus. jangan sentuh optical drive (optik) dengan benda selain pembersih.

LANGKAH BURN IDEAL
-pastikan burn speed dimana set default ke ukuran (CD=16-24x) (DVD=8-16x) dengan intensitas "istirahat" optical 5-10 menit per burn. sehari jangan dipaksakan jumlah CD/DVD di-burn terus-menerus.
-jika proses burn (video render) lebih baik anda save dulu FILE IMAGE ke image drive (HDD), sehingga sewaktu-waktu tinggal double klik tanpa harus menanti "menulis kembali" hasil render/encode ke CD/DVD.
-pastikan fan pendukung (cooler pad) tersedia, sebab suhu panas mempengaruhi kinerja.


lANGKAH DALAM MERAWAT DVD ROM

1. Perhatikan Warna Lapisan Pemantul
Agar CD dan DVD saat ditulis dan dibaca tidak mengalami masalah, Anda dianjurkan mencari CD/DVD yang lapisan pemantulnya berwarna silver (perak) atau agak keemasan. Anda jangan pernah memilih pemantul yang berwarna-warni (biru, merah apalagi hitam). Sebab lapisan pemantul ini berperan dalam pembacaan data dari CD/DVD yang telah ditulis. CD/DVD yang berwarna-warni kemungkinan tidak ada kendala saat penulisan (write) oleh CD/DVD burner, namun ada kemungkinan akan susah saat dibaca.

2. Bakar Di Bawah Kecepatan Maksimal.
Bakarlah (burn) CD/DVD yang Anda beli dibawah kecepatan maksimal yang tercantum di software burner (NERO, ROXIO, dsb). Jangan pernah percaya tentang kecepatan maksimum yang tertulis di label CD/DVD. Sebab meskipun tertulis 52x, tapi seringkal setelah dianalisa oleh CD/DVD burner melalui software burner, biasanya nilai tulis itu akan turun. Untuk kebutuhan kompatibiitas pembacaan, pilih kecepatan burning 10x/12x saja -walaupun hal ini akan berdampak pada waktu proses pembakaran. Selain itu, hal ini juga dapat mengantisipasi apabila CD/DVD tesebut akan dibaca dari device CD/DVD ROM dengan spesifikasi baca (read) lebih rendah -yang masih banyak digunakan.

3. Isian Data Jangan Sampai Full
Usahakan ketika pengisian data jangan sampai full, berilah ruang kosong (free space) beberapa mega byte.

4. Simpan Dalam Plastik Khusus
Setelah dibakar/dibaca, usahakan CD/DVD disimpan ke dalam plastik khusus untuk menghindari debu atau goresan. Simpan CD/DVD ditempat yang kering dan gelap, usahakan jangan lembab atau terkena sinar matahari langsung karena akan merusak lapisan pemantul sehingga CD/DVD sulit dibaca.

5. Jangan Ditekan
Jangan menulis label CD/DVD dengan pulpen, usahakan dengan spidol permanent pada bagian labelnya.

6. Perhatikan Cara Membersihkannya
Sebelum dimasukan untuk dibaca usahakan CD/DVD dibersihkan dari debu dan gunakan kain halus yang biasa untuk membersihkan kacamata. Hindari penggunaan tissue ala kadarnya atau baju untuk membersihkannya, hal ini guna menguhindarimunculnya goresa pada disk yang menyebabkan CD/DVD tidak dapat dibaca.

sumber www.euaric.blogspot.com http://euaric.blogspot.com/2011/02/cara-merawat-optik-dvd-rw.html#ixzz1cSYR3kFv
my facebook www.facebook.com/euaric

Sabtu, 29 Oktober 2011

cara memperbaiki catu daya

Power Supply Komputer merupakan sumber listrik utama yang menyediakan tegangan + 12V, -12V, + 5V, -5V, dan sinyal POR (Power On Reset) untuk mengaktifkan motherboard. Daya maksimal yang dapat di konsumsi oleh power supply ini sekitar 200 watt dengan tegangan masuk sebesar 220 V AC dari PLN. Dengan efisiensi yang sangat tinggi power supply ini sekitar 200 watt dapat menyediakan tegangan sebesar + 5V dengan arus sekitar 15 - 20 A untuk keperluan peralatan digital motherboard, disk drive, hard disk, fan prosessor, CD-Rom Drive dan card-card yang dimaksudkan pada slot motherboard.
Bila beban power supply berlebihan, maka komputer akan tidak jalan atau bisa berjalan tetapi tidak normal terutama pada saat kelistrikan yang di butuhkan meningkat sampai limit. Kerusakan yang sering terjadi ialah akibat beban berlebihan, tegangan masuk yang tidak stabil, sistem ground yang tidak baik, dan sebab-sebab lain. Gangguan paling fatal untuk untuk power supply ialah bila tidak mengeluarkan tegangan sama sekali, walaupun sudah di beri tegangan masuk sesuai dengan kebutuhan. Cara praktis untuk memperbaiki power supply komputer dapat di lakukan sebagai berikut
[1]. Lepaskan kotak power supply dari cassing agar memudahkan memeriksa rangkaian elektronik dan lepaskan seluruh kabel dari alat-alat lain. Bukalah kotak power supply sambil memeriksa fisik komponen elektronik, barangkali ada yang terbakar dapat diketahui.
[2]. Periksalah FUSE pada masukkan AC 220V dari sumber listrik luar, lepaskan FUSE tersebut dari soketnya dan ukur hubungan kawat pengamannya dengan ohm-meter pada posisi X1. Jarum ohm-meter harus menunjukkan nilai sekitar 0 ohm, yang berarti FUSE tersebut masih baik. Jika ohm-meter menunjukkan angka yang tak terhingga, berarti FUSE sudah putus, harus diganti baru. Jangan melakukan sambungan kawat pada FUSE yang sudah putus, karena batas arus lelehnya mungkin akan menjadi lebih besar dan akan menyebabkan kerusakan bagian lain.
[3]. Jika FUSE baik atau sudah diganti baru tetapi masih juga tidak dapat mengeluarkan tegangan DC, maka lanjutkan dengan memeriksa transistor power switching 2SC3039 (dua buah) yang bertugas sebagai kendali catu daya secara PWM. Lepaskan dua transisitor 2SC3039 tersebut dari PCB dan lakukan pemeriksaan kondisi masing-masing dengan multimeter. Bila salah satu transistor rusak untuk menggantinya sebaiknya keduanya diganti dengan transistor baru, agar karakteristiknya terjamin dan simetris, ketidakseimbangan karateristik dua transistor ini menyebabkan gangguan stabilitas tegangan DC yang dikeluarkan power supply.
[4]. Lepaskan diode brigde atau empat buah diode perata yang langsung meratakan arus listrik AC pada bagian masukkan, periksalah kondisi diode ini dengan multimeter. Kadang sering terjadi salah satu diode-nya bocor atau hubungan singkat, sehingga arus listrik AC ikut masuk ke rangkaian switching dan melumpuhkan power supply secara keseluruhan transistor power akan ikut rusak, terbakar. Bahkan jika tingkat kebocoran diode ini ini sangat besar, maka trafo switching akan meleleh, kawatnya terkelupas, dan terhubung singkat, kerusakan ini yang paling fatal.
[5]. Periksa juga transistor pembangkit pulsa "power on reset", juga kapasisitor dan resistor yang terdapat pada rangkaian basis transistor tersebut. Jika rangkaian transistor ini bekerja dengan baik, maka seluruh hasil regulasi tegangan DC akan di reset oleh pembangkit PWM dan akibatnya power supply tidak mengeluarkan DC sama sekali. Gantilah transistor baru jika dari pengetesan transistor POR ini ternyata rusak. Begitu juga apabila kapasitor di test akan kering, nilainya berubah, maka harus di ganti baru dengan nilai yang persis sama dengan sebelumnya.
[6]. Karena Power Supply komputer umunya bekerja dengan temperatur yang lebih tinggi dari suhu ruangan, maka ada kemungkinan karena panas yang berlebihan menyebabkan solderan kaki-kaki komponen atau kabel-kabel ada yang terlepas. Periksalah seluruh solderan pada PCB Power Supply, lebih bagus lagi pastikan hubungannya di perbaiki dengan jalan di solder ulang dengan timah yang lebih lunak (encer, flux 60/40). Sehingga hubungan kabel atau kaki komponen yang mungkin longgar dapat di jamin bersambung kembali dan umumnya power supply akan dapat bekerja normal kembali.
[7]. Komponen aktif yang pengetesannya tidak dapat di lakukan dengan multimeter adalah ICTL494 yang bertugas sebagai pembangkit PWM untuk mengendalikan transistor power switching bekerja. IC ini hanya di test dengan membandingkan terhadap IC yang normal pada power supply yang lain yang sejenis. Pergunakan soket IC yang dicurigai rusak dengan IC pembanding yang masih bagus.
[8]. Bila proses pemeriksaan dan pergantian komponen yang rusak sudah dilakukan secara keseluruhan, maka cobalah power supply dihidupkan dengan memasang beban berupa disk drine saja. Periksalah apakah kipasnya berputar, ukur tegangan kabel yang berwarna kuning (+12), merah (+5), biru (-5), biru (-12), orange (POR) terhadap kabel warna hitam (ground). Bila parameter tegangan pada kabel-kabel tersebut sudah benar, matikan power supply dan gantilah bebannya dengan motherboard atau beban lengkap seperti semula, cobalah sekali lagi.

Radio frekuensi

Frekuensi radio (RF) adalah tingkat osilasi dalam kisaran sekitar 3 kHz sampai 300 GHz , yang sesuai dengan frekuensi dari gelombang radio , dan arus bolak-balik yang membawa sinyal radio. RF biasanya mengacu pada listrik daripada osilasi mekanis, meskipun mekanik sistem RF memang ada (lihat filter mekanis dan RF MEMS ).

sifat Khusus arus RF

Arus listrik yang berosilasi pada frekuensi radio memiliki sifat khusus yang tidak dimiliki oleh arus searah atau arus bolak-balik frekuensi rendah. Energi dalam arus RF dapat memancarkan dari konduktor ke angkasa sebagai gelombang elektromagnetik ( gelombang radio ), ini adalah dasar dari teknologi radio. RF saat ini tidak menembus dalam ke konduktor listrik tetapi mengalir sepanjang permukaan mereka, ini dikenal sebagai efek kulit . Untuk alasan ini, ketika tubuh manusia datang dalam kontak dengan arus daya tinggi RF dapat menyebabkan luka bakar ringan namun serius yang disebut RF luka bakar. RF saat ini dengan mudah dapat mengionisasi udara, menciptakan jalur konduktif melalui itu. Properti ini dimanfaatkan oleh unit-unit "frekuensi tinggi" yang digunakan dalam listrik arc welding , yang menggunakan arus pada frekuensi yang lebih tinggi dari distribusi tenaga listrik menggunakan. Properti lain adalah kemampuan untuk muncul untuk mengalir melalui jalur yang mengandung bahan isolasi, seperti dielektrik isolator sebuah kapasitor. Ketika dilakukan dengan kabel listrik biasa, RF saat ini memiliki kecenderungan untuk mencerminkan dari diskontinuitas dalam kabel seperti konektor dan perjalanan kembali ke kabel menuju sumber, menyebabkan kondisi yang disebut gelombang berdiri , sehingga RF saat ini harus dilakukan oleh jenis khusus kabel yang disebut saluran transmisi .

Radio komunikasi

Dalam rangka untuk menerima sinyal radio dengan antena harus digunakan. Namun, karena antena akan mengambil ribuan sinyal radio pada suatu waktu, sebuah radio tuner . perlu untuk tune in ke frekuensi tertentu (atau kisaran frekuensi) [1] Hal ini biasanya dilakukan melalui sebuah resonator - dalam bentuk yang paling sederhana, rangkaian dengan kapasitor dan induktor membentuk sirkuit disetel . Resonator memperkuat osilasi dalam tertentu pita frekuensi , sambil mengurangi osilasi pada frekuensi lain di luar band.

Frekuensi

Frekuensi Panjang gelombang Penunjukan Singkatan [2]
3-30 Hz 10 ^ ^ 5km-10 4km Sangat rendah frekuensi ELF
30 - 300 Hz 10 ^ ^ 4km-10 3km Super frekuensi rendah SLF
300 - 3000 Hz 10 ^ 3km-100km Ultra frekuensi rendah Ulf
3-30 kHz 100km 10km Sangat frekuensi rendah VLF
30 - 300 kHz 10km-1km Frekuensi rendah LF
300 kHz - 3 MHz 1km-100m Sedang frekuensi MF
3-30 MHz 100m-10m Tinggi frekuensi HF
30 - 300 MHz 10m-1m Frekuensi yang sangat tinggi VHF
300 MHz - 3 GHz 1m-10cm Ultra frekuensi tinggi UHF
3-30 GHz 10cm-1cm Super tinggi frekuensi SHF
30 - 300 GHz 1cm-1mm Sangat frekuensi tinggi EHF

  Dalam pengobatan

Frekuensi radio (RF) energi telah digunakan dalam perawatan medis selama lebih dari 75 tahun, [3] umum untuk operasi minimal invasif, menggunakan ablasi frekuensi radio dan koagulasi , termasuk pengobatan apnea tidur . [4] Magnetic Resonance Imaging (MRI) menggunakan radio gelombang frekuensi untuk menghasilkan gambar tubuh manusia.

  RF sebagai sinonim untuk nirkabel

Meskipun frekuensi radio adalah tingkat osilasi, istilah "frekuensi radio" atau disingkat "RF" juga digunakan sebagai sinonim untuk radio - yaitu untuk menggambarkan penggunaan nirkabel komunikasi, sebagai lawan komunikasi melalui konektor listrik . Contoh meliputi:

Lihat juga

[ sunting ] Referensi

  1. ^ Otak, Marshall (2000/12/07). "Bagaimana Bekerja Radio" . . Diakses 2009-09-11.
  2. ^ Jeffrey S. Beasley;. Gary M. Miller (2008) modern Komunikasi Elektronik (9 ed.). hal 4-5. ISBN 9780132251132 .
  3. ^ Ruey J. Sung dan Michael R. Lauer (2000). pendekatan dasar untuk pengelolaan aritmia jantung . Springer. hal
  4. ^ Melvin A. Shiffman, Sid J. Mirrafati, Samuel M. Lam dan Chelso Cueteaux G. (2007). Peremajaan wajah Sederhana . Springer. hal
  5. ^ ISO / IEC 14443-2:2001 kartu Identifikasi - Contactless sirkuit terpadu (s) kartu - kartu Proximity - Bagian 2: Radio frekuensi daya dan antar muka sinyal

IF intermediate Frequency

Dalam komunikasi dan rekayasa elektronik , sebuah frekuensi menengah (IF) adalah frekuensi di mana suatu frekuensi carrier digeser sebagai langkah menengah dalam transmisi atau penerimaan. Frekuensi menengah dibuat dengan mencampur sinyal pembawa dengan osilator lokal sinyal dalam proses yang disebut heterodyning , sehingga sinyal pada perbedaan atau mengalahkan frekuensi . Frekuensi intermediate yang digunakan dalam superheterodyne penerima radio , di mana sinyal masuk adalah bergeser ke IF untuk amplifikasi sebelum akhir deteksi dilakukan. Mungkin ada beberapa tahapan seperti frekuensi menengah di superheterodyne, yang disebut double (atau tiga) konversi.

Ikhtisar

Frekuensi intermediate digunakan untuk tiga alasan umum. Pada sangat tinggi ( gigahertz frekuensi), sinyal sirkuit pemrosesan berkinerja buruk. Perangkat aktif seperti transistor tidak dapat memberikan amplifikasi banyak ( keuntungan ) tanpa menjadi tidak stabil. Sirkuit biasa menggunakan kapasitor dan induktor harus diganti dengan teknik rumit frekuensi tinggi seperti striplines dan waveguides . Jadi sinyal frekuensi tinggi dikonversikan ke yang lebih rendah JIKA untuk diproses.
Alasan kedua untuk menggunakan IF, pada receiver yang dapat disetel ke stasiun yang berbeda, adalah untuk mengkonversi berbagai frekuensi yang berbeda dari stasiun ke frekuensi yang umum untuk diproses. Hal ini sulit untuk membangun amplifier , filter , dan detektor yang dapat disetel ke frekuensi yang berbeda, namun mudah untuk membangun merdu osilator . Penerima superheterodyne mendengarkan stasiun yang berbeda hanya dengan menyesuaikan frekuensi dari osilator lokal pada tahap input, dan pengolahan semua setelah itu dilakukan pada frekuensi yang sama, IF. Tanpa menggunakan JIKA, semua filter rumit dan detektor di sebuah radio atau televisi harus disetel serempak stasiun setiap kali diubah, seperti yang diperlukan pada awal penerima frekuensi radio disetel .
Tetapi alasan utama untuk menggunakan frekuensi menengah adalah untuk meningkatkan frekuensi selektivitas . Dalam rangkaian komunikasi, tugas yang sangat umum adalah untuk memisahkan sinyal atau ekstrak atau komponen dari sinyal yang berdekatan di frekuensi. Ini disebut penyaringan . Beberapa contoh adalah, mengambil sebuah stasiun radio di antara beberapa yang dekat di frekuensi, atau mengekstraksi chrominance subcarrier dari sinyal TV. Dengan semua teknik penyaringan diketahui filter bandwidth yang meningkat secara proporsional dengan frekuensi. Jadi bandwidth sempit dan selektivitas lebih dapat dicapai dengan mengkonversi sinyal ke JIKA rendah dan melakukan penyaringan pada frekuensi tersebut.
Mungkin frekuensi antara yang paling umum digunakan adalah sekitar 455 kHz untuk AM penerima dan 10,7 MHz untuk penerima FM. Namun, frekuensi menengah dapat berkisar 10-100 MHz. Intermediate frekuensi (IF) yang dihasilkan dengan mencampur frekuensi RF dan LO bersama-sama untuk menciptakan frekuensi yang lebih rendah disebut JIKA. Sebagian dari ADC / DAC beroperasi di tingkat sampling rendah, sehingga input RF harus dicampur ke JIKA untuk diproses. Frekuensi menengah cenderung menjadi rentang frekuensi yang lebih rendah dibandingkan dengan frekuensi RF ditransmisikan. Namun, pilihan untuk IF yang paling tergantung pada komponen yang tersedia seperti mixer, filter, amplifier dan lain-lain yang dapat beroperasi pada frekuensi yang lebih rendah. Ada faktor lain yang terlibat dalam menentukan frekuensi IF, karena JIKA rendah rentan terhadap kebisingan dan lebih tinggi dapat menyebabkan kegugupan JIKA jam.

Sejarah

Sebuah frekuensi menengah pertama kali digunakan pada penerima radio superheterodyne, ditemukan oleh ilmuwan Amerika Mayor Edwin Armstrong pada tahun 1918, selama Perang Dunia I . [1] [2] Seorang anggota Korps Sinyal , Armstrong membangun radio menemukan arah peralatan untuk melacak Jerman militer sinyal pada frekuensi lalu-sangat tinggi 500-3500 kHz. Para triode vacuum tube amplifier hari tidak akan memperkuat stabil di atas 500 kHz, bagaimanapun, itu mudah untuk mendapatkan mereka untuk berosilasi di atas frekuensi itu. Solusi Armstrong adalah untuk mendirikan sebuah tabung osilator yang akan menciptakan frekuensi dekat sinyal yang masuk, dan mencampurnya dengan sinyal yang masuk dalam tabung 'mixer', menciptakan sebuah 'heterodyne' atau sinyal pada perbedaan frekuensi yang lebih rendah, di mana itu bisa diperkuat dengan mudah. Misalnya, untuk mengambil sinyal pada 1500 kHz osilator lokal akan disetel untuk kHz 1450. Pencampuran dua menciptakan frekuensi menengah dari 50 kHz, yang baik dalam kemampuan dari tabung.
Setelah perang, pada tahun 1920, Armstrong dijual paten untuk superheterodyne untuk Westinghouse , yang kemudian dijual ke RCA . Meningkatnya kompleksitas rangkaian superheterodyne dibandingkan dengan sebelumnya regeneratif atau radio penerima frekuensi yang dicari desain melambat penggunaannya, tetapi keuntungan dari frekuensi menengah untuk penolakan selektivitas dan statis akhirnya menang, tahun 1930, radio yang paling banyak terjual adalah 'superhets'. Selama pengembangan radar di Perang Dunia II , prinsip superheterodyne adalah penting untuk downconversion dari frekuensi radar yang sangat tinggi untuk frekuensi menengah. Sejak itu, rangkaian superheterodyne, dengan frekuensi menengah, telah digunakan di hampir semua penerima radio.

Umumnya digunakan frekuensi intermediate

  • Televisi penerima: 30 MHz ke 900 MHz
  • Analog televisi receiver menggunakan sistem M: 41,25 MHz (audio) dan 45,75 MHz (video). Catatan, saluran terbalik dalam proses konversi dalam intercarrier sistem, sehingga audio frekuensi IF lebih rendah dari frekuensi IF video. Juga, tidak ada osilator lokal audio, video yang disuntikkan pembawa melayani tujuan itu.
  • Analog televisi receiver menggunakan B sistem dan sistem serupa: 33,4 MHz. untuk aural dan 38,9 MHz. untuk sinyal visual. (Pembahasan tentang konversi frekuensi adalah sama seperti dalam sistem M)
  • Radio FM receiver: 262 kHz, 455 kHz, 1,6 MHz, 5,5 MHz, 10,7 MHz, 10,8 MHz, 11,2 MHz, 11,7 MHz, 11,8 MHz, 21,4 MHz, 75 MHz dan 98 MHz. Dalam konversi ganda penerima superheterodyne, frekuensi menengah pertama 10,7 MHz adalah sering digunakan, diikuti dengan frekuensi menengah 470 kHz kedua. Ada tiga desain konversi yang digunakan dalam penerima radio polisi, high-end penerima komunikasi, dan banyak point-to-point sistem microwave.
  • Radio AM penerima: 450 kHz, 455 kHz, 460 kHz, 465 kHz, 470 kHz, 475 kHz, 480 kHz
  • Satelit uplink - downlink peralatan: 70 MHz, Downlink 950-1450 JIKA pertama
  • Terrestrial microwave peralatan: 250 MHz, 70 MHz atau 75 MHz
  • Radar : 30 MHz
  • RF Uji Peralatan: 310,7 MHz, 160 MHz, 21,4 MHz

Minggu, 23 Oktober 2011

Mengenal lebih dalam Osciloskop

07/07/2009
by Human being

2 Votes
OSCILOSKOP  Oke
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Pada kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana sinyal berubah terhadap waktu. Seperti yang bisa anda lihat pada gambar di bawah ini ditunjukkan bahwa pada sumbu vertikal(Y) merepresentasikan tegangan V, pada sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t.
Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak dalam arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil. Sejumlah tombol pada osiloskop digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut.
1 osiloskop
Osiloskop ‘Dual Trace’ dapat memperagakan dua buah sinyal sekaligus pada saat yang sama. Cara ini biasanya digunakan untuk melihat bentuk sinyal pada dua tempat yang berbeda dalam suatu rangkaian elektronik.
Kadang-kadang sinyal osiloskop juga dinyatakan dengan 3 dimensi. Sumbu vertikal(Y) merepresentasikan tegangan V dan sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t. Tambahan sumbu Z merepresentasikan intensitas tampilan osiloskop. Tetapi bagian ini biasanya diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam pengukuran.
2
Wujud/bangun dari osiloskop mirip-mirip sebuah pesawat televisi dengan beberapa tombol pengatur. kecuali terdapat garis-garis(grid) pada layarnya.
Osiloskop analog Goodwill seri 622 G
Apa Saja yang dapat diukur dengan Osiloskop?
Osiloskop sangat penting untuk analisa rangkaian elektronik. Osiloskop penting bagi para montir alat-alat listrik, para teknisi dan peneliti pada bidang elektronika dan sains karena dengan osiloskop kita dapat mengetahui besaran-besaran listrik dari gejala-gejala fisis yang dihasilkan oleh sebuah transducer. Para teknisi otomotif juga memerlukan alat ini untuk mengukur getaran/vibrasi pada sebuah mesin. Jadi dengan osiloskop kita dapat menampilkan sinyal-sinyal listrik yang berkaitan dengan waktu. Dan banyak sekali teknologi yang berhubungan dengan sinyal-sinyal tersebut.
Contoh beberapa kegunaan osiloskop :
•    Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
•    Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
•    Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
•    Membedakan arus AC dengan arus DC.
Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu
——————————————————————–
Mengetahui kehandalan sebuah osiloskop
DIGITAL osiloskop
Lebar Pita (Bandwidth) 
Spesifikasi bandwidth menunjukan daerah frekuensi yang dapat diukur oleh osiloskop dengan akurat.Sejalan dengan peningkatan frekuensi, kapabilitas dari osiloskop untuk mengukur secara akurat semakin menurun. Berdasarkan perjanjian, bandwidth menunjukkan frekuensi ketika sinyal yang ditampilkan tereduksi menjadi 70.7% dari sinyal sinus yang digunakan. (angka 70.7% mengacu pada titik “-3 dB”, sebuah istilah yang berdasar padaskala logaritmik).
Rise Time
Rise Time adalah cara lain untuk menjelaskan daerah frekuensi yang berguna dari sebuah osiloskop. Perubahan sinyal rendah ke tinggi yang cepat, pada gelombang persegi, menunjukkan rise time yang tinggi. Rise time menjadi sebuah pertimbangan penting ketika digunakan dalam pengukuran pulsa dan sinyal tangga. Sebuah osiloskop hanya dapat menampilkan pulsa yang risetime-nya lebih rendah dari rise time osiloskop.
Sensitivitas Vertikal
Sensitivitas vertikal menunjukan berapa kemampuan penguatan vertikal untuk memperkuat sinyal lemah. Sensitivitas vertikal biasanya bersatuan mVolt/div. Sinyal terlemah yang dapat ditangkap oleh osiloskop umumnya adalah 2 mV/div.
Kecepatan Sapuan (Sweep Speed)
Untuk osiloskop analog, spesifikasi ini menunjukkan berapa cepat “trace” dapat menyapu sepanjang layar, yang memudahkan untuk mendapatkan detail dari sinyal. Kecepatan sapuan tercepat dari sebuah osiloskop biasanya bersatuan nanodetik/div (ns/Div)

Akurasi Gain

Akurasi penguatan menunjukkan seberapa teliti sistem vertikal melemahkan atau menguatkan sebuah sinyal.
Basis Waktu dan Akurasi Horizontal 
Akurasi horizontal menunjukkan seberapa teliti sistem horizontal menampilkan waktu dari sinyal. Biasanya hal ini dinyatakan dengan % error.
Sample Rate 
Pada osiloskop digital, sampling rate menunjukkan laju pencuplikan yang bisa ditangkap oleh ADC (tentu saja sama dengan osiloskop). Sample rate maksimum ditunjukkan dengan megasample/detik (MS/s). Semakin cepat osiloskop mencuplik sinyal, semakin akurat osiloskop menunjukkan detil suatu sinyal yang cepat. Sample rate minimum juga penting jika diperlukan untuk melihat perubahan kecil sinyal yang berlangsung dalam waktu yang panjang.
Resolusi ADC (Resolusi Vertical)
Resolusi dari ADC (dalam bit) menunjukkan seberapa tepat ADC dapat mengubah tegangan masukan menjadi nilai digital.
Panjang Record 
Panjang record dari sebuah osiloskop digital menunjukkan berapa banyak gelombang dapat disimpan dalam memori. Tiap gelombang terdiri dari sejumlah titik. Titik-titik ini dapat disimpan dalam sebuah record gelombang. Panjang maksimum dari record bergantung dari banyaknya memori dalam osiloskop. Karena osiloskop hanya dapat menyimpan dalam jumlah yang terbatas ada pertimbangan antara detail record dan panjang record.Karena itu kita dapat memperoleh sebuah gambaran detil untuk waktu yang pendek atau gambaran yang kurang mendetil untuk jangka waktu yang lebih lama.Beberapa osiloskop kita dapat menambahkan memori umeningkatkan panjang record
——————————————————————–
Kalibrasi Oscilloscope

OSC DIGITAL istilah
Tombol Umum:
On/Off        : Untuk menghidupkan/mematikan Oscilloscope
Ilumination        : Untuk menyalakan lampu latar.
Intensity        : Untuk mengatur terang/gelapnya garis frekuensi
Focus            : Untuk mengatur ketajaman garis frekuensi
Rotation        : Untuk mengatur posisi kemiringan rotasi garis frekuensi
CAL            : Frekuensi Sample yg dpt diukur utk mengkalibrasi Oscilloscope
Tombol di Vertikal Block
Position        : Untuk mengatur naik turunnya garis.
V. Mode        : Untuk mengatur Channel yg dipakai
Ch1   : Menggunakan Input Channel1
Ch2   : menggunakan Input Channel 2
Alt      : (Alternate) menggunakan bergantian Channel1 dan Channel 2
Chop : Menggunakan potongan dari Channel 1 dan Channel2
Add    : Menggunakan penjumlahan dari Ch1 dan Ch2
Coupling        : Dipilih sesuai input Channel yg digunakan,
Source        : Sumber pengukuran bisa dari Channel1 atau Channel2
Slope            : Normal digunakan yang +. Gunakan yang – untuk kebalikan gelombang.
AC-GND-DC        : Pilih AC utk gelombang bolak-balik (peak to peak)
Pilih DC utk gelombang/tegangan searah DC
Pilih GND utk menonaktifkan gelombang mis:Utk menentukan posisi awal
VOLTS/DIV        : Untuk menentukan skala vertikal tegangan dlm satu kotak/DIV Vertikal.
Tombol di Horizontal Block :
Position        : Untuk mengatur posisi horizontal dari garis gelombang.
TIME/DIV        : Untuk megatur skala frekuensi dlm satu kotak/DIV Horizontal.
X10 MAG        : Untuk memperbesar/ Magnificient frekuensi menjadi 10x lipat.
Variable        : Untuk mengatur kerapatan gelombang horizontal.
Trigger Level    : Untuk mengatur agar frekuensi tepat terbaca.
Rumus frekuensi dengan Time(Waktu):
Frekuensi satuannya Hertz (Hz)
Time satuannya Detik/Second (s)
1
M = mega (1.000.000)            1 MHz  >< 1 µS
K = kilo      (1000)                1 KHz  >< 1 mS
m = mili      (1/1000)            1    Hz  ><  1  S
µ  = mikro  (1/1.000.000)
Setting Pengukuran Crystal dan Signal:
26 Mhz dan 13 Mhz
Volts/Div  :  20m Volt
Time/Div  :   Mentok ke kanan
32 Khz Crystal (Sebelum masuk CCONT)
Volts/Div  : 20mV atau 50mV
Time/Div  : 20 µS  (Boleh juga 0,1mS / 50 µS / 10 µS)
32 Khz Sleep Clock (Sesudah masuk CCONT)
Volts/Div : 1 Volts
Time/Div :  20 µ S
RX I/Q
Volts/Div : 0,2 Volts
Time/Div : 1 mS
SClk (Synthetizer Clock) 3V
Volts/Div : 1 Volt
Time/Div  : 0,1mS atau bebas.
COBBA Clock
Volts/Div : 0,5 Volts
Time/Div : mentok ke kanan.
2
——————————————————————–
Sumber sinyal untuk kalibrasi
DIGITAL osiloskop
Pada umumnya, tiap osiloskop sudah dilengkapi sumber sinyal acuan untuk kalibrasi. Sebagai contoh, osiloskop GW tipe tertentu mempunyai acuan gelombang persegi dengan amplitudo 2V peak to peak dengan frekuensi 1 KHz.
Misalkan kanal 1 yang akan dikalibrasi, maka BNC probe dihubungkan ke terminal masukan kanal 1, seperti ditunjukkan pada gambar berikut:
Kalibrasi 1
Gambar di atas menggunakan probe 1X, dengan ujung probe yang merah dihubungkan ke terminal kalibrasi. Capit buaya yang hitam tidak perlu dihubungkan ke ground osiloskop karena sudah terhubung secara internal. Pada layar osiloskop akan nampak gelombang persegi. Atur tombol kontrol VOLTS/DIV dan TIME/DIV sampai diperoleh gambar yang jelas dengan amplitudo 2 V peak to peak dengan frekuensi 1 KHz., seperti ditunjukkan pada gambar berikut:
Kalibrasi 2
Gunakan tombol kontrol posisi vertikal V-pos untuk menggerakkan seluruh gambar dalam arah vertikal dan tombol horizontal H-pos untuk menggerakkan seluruh gambar dalam arah horizontal. Cara ini dilakukan agar letak gambar mudah dilihat dan dibaca.
Kalibrasi 3

——————————————————————–
Panel Kendali




OSC DIGITAL istilah
Setelah pentanahan osiloskop, perhatikan bagian depan. Bagian ini dibagi atas 3 bagian lagi yang diberi nama Vertical, Horizontal, and Trigger. Osilosokop anda mungkin mempunyai bagian-bagian tambahan lainnya tergantung pada model dan tipe osiloskop (analog atau digital). Perhatikan bagian input. Bagian ini adalah tempat anda memasukkan input. Kebanyakan osiloskop paling sedikit mempunyai 2 input dan masing-masing input dapat menampilkan tampilan gelombang di monitor peraga. Penggunaan secara bersamaan digunakan untuk tujuan membandingkan.
1
Tampilan Depan Panel Kontrol
Pelajari kegunaan tombol-tombol berikut ini:
1. Tombol kontrol Volts/Div dengan pengatur tambahan untuk kalibrasi
2. Tombol Time/Div dengan pengatur tambahan untuk kalibrasi
3. Pastikan lokasi terminal untuk sinyal kalibrasi.
4. Tombol Trigger atau Hold Off
5. Tombol pengatur intensitas dan pengatur fokus.
6. Pengatur posisi gambar arah vertikal (V pos.) dan arah horizontal (H pos.)
7. Jika menggunakan osiloskop “Dual Trace”, ada selektor kanal 1, 2, atau dual.
8. Pastikan lokasi terminal masukan kanal 1 dan kanal 2.
Ini semua adalah penjelasan umum dalam persiapan osiloskop. Jika anda belum yakin bagaimana melakukan ini semua, kembali lihat manual yang tersertakan ketika membeli osiloskop. Bagian kontrol menggambarkan kontrol-kontrol secara detil.
——————————————————————–
Pengendali Vertikal
DIGITAL osiloskop

Pengendali ini digunakan untuk merubah posisi dan skala gelombang secara vertikal. Osiloskop memiliki pula pengendali untuk mengatur masukan coupling dan kondisi sinyal lainnya yang dibahas pada bagian ini. Gambar 1 menunjukkan tampilan panel depan dan menu on-screen untuk kontrol vertikal.
1
Tombol Posisi 
Tombol posisi vertikal digunakan untuk menggerakkan gambar gelombang pada layar ke arah atas atau ke bawah.
Tombol Volts / Div
Tombol Volts / div menagtur skala tampilan pada arah vertikal. Pemilihan posisi. Misalkan tombol Volts/Div diputar pada posisi 5 Volt/Div, dan layar monitor terbagi atas 8 kotak (divisi) arah vertikal. Berarti, masing-masing divisi (kotak) akan menggambarkan ukuran tegangan 5 volt dan seluruh layar dapat menampilkan 40 volt dari dasar sampai atas. Jika tombol tersebut berada pada posisi 0.5 Volts/dDiv, maka layar dapat menampilkan 4 volt dari bawah sampai atas, dan seterusnya. Tegangan maksimum yang dapat ditampilkan pada layar adalah nilai skala yang ditunjukkan pada tombol Volts/Div dikali dengan jumlah kotak vertikal. Jika probe yg digunakan menggunakan faktor pelemahan 10x, maka tegangan yang terbaca harus dikalikan 10.
Seringkali skala Volts/Div dilengkapi dengan tombol variabel penguatan( variable gain) atau fine gain control. Tombol ini digunakan untuk melakukan kalibrasi tegangan.
Masukan Coupling
Coupling merupakan metoda yang digunakan untuk menghubungkan sinyal elektrik dari suatu sirkuit ke sirkuit yang lain. Pada kasus ini, masukan coupling merupakan penghubung dari sirkuit yang sedang di tes dengan osiloskop. Coupling dapat ditentukan/diset ke DC, AC, atau ground. Coupling AC menghalangi sinyal komponen DC sehingga terlihat bentuk gelombang terpusat pada 0 volts. Gambar 2 mengilustrasikan perbedaan ini. Coupling AC berguna ketika seluruh sinyal (arus bolak balik dan searah) terlalu besar hingga gambarnya tdk dpt ditampilkan secara lengkap
2
Masukan coupling AC dan DC
Setting ground memutuskan hubungan sinyal masukan dari sistem vertikal, sehingga 0 volts terlihat pada layar. Dengan masukan coupling tang di-ground kan dan auto trigger mode (mode picu otomatis), terkihat garis horisontal pada layar yang menggambarkan 0 volts. Pergantian dari DC ke ground dan kemudian baik lagi berguna untuk pengukuran tingkat sinyal tegangan.
Filter Frekuensi
Kebanyakan osiloskop dilengkapi dengan rangkaian filter frekuensi. Dengan membatasi frekuensi sinyal yang boleh masuk memungkinkan untuk mengurangi noise/gangguan yang kadang-kadang muncul pada tampilan gelombang, sehingga didapat tampilan sinyal yang lebih baik.
Pembalik Polaritas
Kebanyakan osiloskop dilengkapi dengan pembalik polaritas sinyal, sehingga tampilan gambar berubah fasanya 180 derajad.
Alternate and Chop Display 
Pada osiloskop analog, misal dua kanal, ada dua cara untuk menampilkan sinyal gelombang secara bersamaan. Mode bolak-balik (alternate) menggambar setiap kanal secara bergantian. Mode ini digunakan dengan kecepatan sinyal dari medium sampai dengan kecepatan tinggi, ketika skala times/div di set pada 0.5 ms atau lebih cepat.
Mode chop menggambar bagian-bagian kecil pada setiap sinyal ketika terjadi pergantian kanal. Karena pergantian kanal terlalu cepat untuk diperhatikan, sehingga bentuk gelombang tampak kontinu. Untuk mode ini biasanya digunakan dengan sinyal lambat dengan kecepatan sweep 1ms per bagian atau kurang. Gambar 3 menunjukkan perbedaan antara 2 mode tersebut. Seringkali berguna untuk melihat sinyal dengan ke dua cara, Untuk meyakinkan didapat pandangan terbaik, cobalah kedua cara tersebut.
3 ok
Operasi Matematik
Osilioskop juga memiliki sistem kerja untuk menjumlahkan dua buah fungsi gelombang bersama-sama, sehingga menciptakan tampilan bentuk gelombang baru. Osiloskop analog menggabungkan sinyal-sinyal sedangkan osiloskop digital membentuk sinyal baru secara matematik.
3
——————————————————————–

Pengendali Horizontal
OSC DIGITAL istilah
Gunakan pengendali horizontal untuk mengatur posisi dan skala pada bagian horizontal gelombang. Gambar berikut menunjukkan jenis panel depan dan penala layar untuk mengatur bagian horizontal.
Kontrol Horizontal
1
Tombol Posisi
Tombol posisi horizontal menggerakkan gambar gelombang dari sisi kiri ke kanan atau sebaliknya sesuai keinginan kita pada layar.
Tombol Time / Div ( time base control)
Tombol kontrol Time/div memungkinkan untuk mengatur skala horizontal. Sebagai contoh, jika skala dipilih 1 ms, berarti tiap kotak(divisi) menunjukkan 1 ms dan total layar menunjukkan 10 ms(10 kotak horisontal). Jika satu gelombang terdiri dari 10 kotak, berarti periodanya adalah 10 ms atau frekuensi gelombang tersebut adalah 100 Hz. Mengubah Time/div membuat kita bisa melihat interval sinyal lebih besar atau lebih kecil dari semula, pada layar osiloskop, gambar gelombang akan ditampilkan lebih rapat atau renggang.
Seringkali skala Time/Div dilengkapi dengan tombol variabel (fine control) untuk mengatur skala horsiontal.. Tombol ini digunakan untuk melakukan kalibrasi waktu.
——————————————————————–
Pengukuran Waktu dan Frekuensi
DIGITAL osiloskop
Ambil waktu pengukuran dengan menggunakan skala horizontal pada osiloskop. Pengukuran waktu meliputi perioda, lebar pulsa(pulse width), dan waktu dari pulsa. Frekuensi adalah bentuk resiprok dari perioda, jadi dengan mengukur perioda frekuensi akan diketahui, yatu satu per perioda. Seperti pada pengukuran tegangan, pengukuran waktu akan lebih akurat saat meng-adjust porsi sinyal yang akan diukur untuk mengatasi besarnya area pada layar. Ambil pengukuran waktu sepanjang garis horizontal pada tengah-tengah layar, atur time/div untuk memperoleh pengukuran yang lebih akurat.(Lihat gambar berikut :
1
Pengukuran Waktu Pada Skala Tengah Horizontal dan contoh animasi penggunaan pengaturan waktu
Pada banyak aplikasi, informasi mendetil tentang pulsa sangatlah penting. Pulsa bisa mengalami distorsi dan menyebabkan rangkaian digital menjadi malfungsi, dan pewaktuan pulsa pada jalannya seringkali signifikan.
Pengukuran standard pulsa adalah mengenai pulse width dan pulse rise time. Rise time adalah waktu yang diperlukan pulsa saat bergerak dari tegangan low ke high. Dengan aturan pengukuran rise time ini diukur dari 10% hingga 90% dari tegangan penuh pulsa. Hal ini mengeliminasi ketidakteraturan pada sudut transisi pulsa. Hal ini juga menjelaskan kenapa pada kebanyakan osiloskop memiliki 10% hingga 90% penandaan pada layarnya. Lebar pulsa adalah lamanya waktu yang diperlukan saat bergerak dari low ke high dan kembali ke low lagi. Dengan aturan lebar pulsa terukur adalah 50% tegangan penuh. Untuk lebih jelas anda lihat gambar berikut :
2
Titik Pengukuran Waktu dan Pulsa
Pengukuran pulsa seringkali memerlukan penalaan yang baik yaitu trigerring. Untuk lebih meguasai pengukuran pulsa, anda harus mempelajari bagaimana menggunakan trigger hold off untuk mengeset osiloskop digital intuk menangkap pretrigger data, sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya pada sesi pembahasan kontrol.
——————————————————————–
Pengukuran Fasa
OSC DIGITAL istilah
Bagian pengontrol horizontal memiliki mode XY sehingga kita dapat menampilkan sinyal input dibandingkan dengan dasar waktu pada sumbu horizontal. (Pada beberapa osiloskop digital digunakan mode setting tampilan).
Fase gelombang adalah lamanya waktu yang dilalui dimulai dari satu loop hingga awal dari loop berikutnya. Diukur dalam derajat. Phase shift menjelaskan perbedaan dalam pewaktuan antara dua atau lebih sinyal periodik yang identik.
Salah satu cara mengukur beda fasa adalah menggunakan mode XY. Yaitu dengan memplot satu sinyal pada bagian vertikal(sumbu Y) dan sinyal lain pada sumbu horizontal(sumbu X). Metoda ini akan bekerja efektif jika kedua sinyal yang digunakan adalah sinyal sinusiodal. Bentuk gelombang yang dihasilkan adalah berupa gambar yang disebut pola Lissajous(diambil dari nama seorang fisikawan asal Perancis Jules Antoine Lissajous dan diucapkan Li-Sa-Zu). Dengan melihat bentuk pola Lissajous kita bisa menentukan beda fasa antara dua sinyal. Juga dapat ditentukan perbandinga frekuensi. Gambar di bawah ini memperlihatkan beberapa pola Lissajous denagn perbandingan frekuensi dan beda fasa yang berbeda-beda.
Pola Lissajous
1
Bagian ini telah menjelaskan dasar-dasar teknik pengukuran. Pengukuran lainnya membutuhkan setting up osiloskop untuk mengukur komponen listrik pada tahapan lebih mendalam,melihat noise pada sinyal, membaca sinyal transien, dan masih banyak lagi aplikasi lainnya. Teknik pengukuran yang akan kita gunakan bergantung jenis aplikasinya, tetapi kita telah mempelajari cukup banyak untuk seorang pemula. Praktek menggunakan osiloskop dan bacalah lebih banyak mengenai hal ini. Dengan terbiasa maka pengoperasian dan pengukuran akan menjadi lebih mudah
——————————————————————–
Probe
DIGITAL osiloskop
Sekarang anda siap menghubungkan probe ke osiloskop. Probe adalah kabel penghubung yang ujungnya diberi penjepit, dengan penghantar kerkualitas, dpt meredam sinyal-sinyal gangguan, seperti sinyal radio/noise yg kuat.
Probe didesain untuk tidak mempengaruhi rangkain yang diukur. Hambatan keluaran dari osiloskop mungkin saja membebani rangkaian yang akan diukur. Untuk meminimumkan pengaruh pembebanan, anda mungkin perlu menggunakan probe peredam (pasif) 10 X
Osiloskop anda mungkin dilengkapi dengan probe pasif sebagai standar pelengkap. Probe pasif berguna sebagai alat untuk tujuan pengujian tertentu dan troubleshooting. Untuk pengukuran atau pengujian yang spesifik, beberap probe yang lain mungkin diperlukan. Misalnya probe aktif dan probe arus.
Penjelasan selanjutnya, akan lebih menekankan pada pemakaian probe pasif karena tipe probe ini mempunyai fleksibiltas dalam penggunaannya.
Menggunakan Probe Pasif
Kebanyakan probe pasif mempunyai beberapa faktor derajat peredaman, seperti 10 X, 100 X dll. Menurut kesepakatan, tulisan 10 X berarti faktor redamannya 10 kali. Amplitudo tegangan sinyal yang masuk akan diredam 10 kali, Besarnya tegangan yang terukur oleh osiloskop harus dikalikan 10. Bedakan dengan tulisan X 10, berarti faktor penguatannya 10 kali. Amplitudo tegangan sinyal yang masuk akan diperbesar 10 kali. Besarnya tegangan yang terukur oleh osiloskop harus dibagi 10.
Probe peredaman 10 X meminimumkan pembebanan pada rangkaian dan ini adalah tujuan utama daripada probe pasif. Pembebanan pada rangkaian lebih terlihat pada frekuensi tinggi, maka pastikan untuk menggunakan probe ini ketika pengukuran di atas 5 KHz. Probe peredaman 10X meningkatkan keakuratan pengukuran, tetapi di lain pihak mengurangi amplitudo sinyal sebesar faktor 10.
Karena meredam sinyal, probe peredaman 10 X membuat masalah ketika menampilkan sinyal dibawah 10 milivolt. Probe 1X berarti tidak ada peredaman sinyalGunakan probe peredaman 10 X sebagai probe standar anda, tetapi tetap menggunakan probe 1X untuk pengukuran sinyal-sinyal yang lemah. Beberapa probe mempunyai bagian khusus yang dapat mengganti-ganti antara probe 1x dan probe 10 X. Jika probe anda mempunyai bagian ini, pastikan anda melakukan seting yang benar sebelum pengukuran.
Gambar berikut memperlihatkan diagram sederhana pada bagian kerja internal dari probe. Hambatan masukan osiloskop 1 MOhm diseri dengan hambatan 9 Mohm, sehingga tegangan masukan pada terminal osiloskop menjadi 1/10 kali tegangan yang diukur.
1
Probe 10 X dan osiloskop membentuk rangkaian pembagi tegangan
Sedangkan di bawah ini ditunjukkan probe dengan tipikal pasif dan beberapa aksesoris yang digunakan bersama probe.
Probe pasif dan asesoris
2
Dimana Memasangkan Pencapit Ground
Ada dua terminal penghubung pada probe, yaitu ujung probe dan kabel ground yang biasanya dipasangi capit buaya. Pada prakteknya capit buaya tersebut dihubungkan dengan bagian ground pada rangkaian, seperti chasis logam, dan sentuhkan ujung probe pada titik yang dites pada rangkaian.
——————————————————————–
Cara Kerja Osiloskop Analog
OSC DIGITAL istilah
Pada saat osiloskop dihubungkan dengan sirkuit, sinyal tegangan bergerak melalui probe ke sistem vertical. Pada gambar ditunjukkan diagram blok sederhana suatu osiloskop analog.
1
Bergantung kepada pengaturan skala vertikal(volts/div), attenuator akan memperkecil sinyal masukan sedangkan amplifier akan memperkuat sinyal masukan.
Selanjutnya sinyal tersebut akan bergerak melalui keping pembelok vertikal dalam CRT(Cathode Ray Tube). Tegangan yang diberikan pada pelat tersebut akan mengakibatkan titik cahaya bergerak (berkas elektron yang menumbuk fosfor dalam CRT akan menghasilkan pendaran cahaya). Tegangan positif akan menyebabkan titik tersebut naik sedangkan tegangan negatif akan menyebabkan titik tersebut turun.
Sinyal akan bergerak juga ke bagian sistem trigger untuk memulai sapuan horizontal (horizontal sweep). Sapuan horizontal ini menyebabkan titik cahaya bergerak melintasi layar. Jadi, jika sistem horizontal mendapat trigger, titik cahaya melintasi layar dari kiri ke kanan dengan selang waktu tertentu. Pada kecepatan tinggi titik tersebut dapat melintasi layar hingga 500.000 kali per detik.
Secara bersamaan kerja sistem penyapu horizontal dan pembelok vertikal akan menghasilkan pemetaan sinyal pada layar. Trigger diperlukan untuk menstabilkan sinyal berulang. Untuk meyakinkan bahwa sapuan dimulai pada titik yang sama dari sinyal berulang, hasilnya bisa tampak pada gambar berikut :
2
Pada saat menggunakan osiloskop perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1.    Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol Volt/Div pada posisi tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup besar, gunakan skala Volt/Div yang besar. Jika sulit memperkirakan besarnya tegangan masukan, gunakan attenuator 10 x (peredam sinyal) pada probe atau skala Volt/Div dipasang pada posisi paling besar.
2.    Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.
3.    Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran yang stabil.
4.    Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
5.    Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang.
——————————————————————–
Sumber Sinyal
DIGITAL osiloskop
Makna umum dari sebuah pola yang berulang terhadap waktu disebut gelombang, termasuk didalamnya gelombang suara, otak maupun listrik. Satu siklus dari sebuah gelombang merupakan bagian dari gelombang yang berulang. Sebuah bentuk gelombang (waveform) merupakan representasi grafik dari sebuah gelombang. Bentuk gelombang tegangan menunjukkan waktu pada sumbu horizontal dan amplitudo tegangan pada sumbu vertikal.
Sebuah bentuk gelombang dapat menunjukkan berbagai hal tentang sebuah sinyal. Naik-turunnya gelombang menunjukkan perubahan tegangan. Sebuah garis yang datar menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan pada jangka waktu tersebut. Garis diagonal menunjukkan perubahan linear – meningkat atau menurunnya tegangan dengan laju tetap. Sudut yang tajam menunjukkan perubahan mendadak.
Sumber gelombang listrik (sinyal listrik) dapat berasal dari berbagai macam, seperti: dari signal generator (pembangkit sinyal), jala-jala listrik, rangkaian elektronik, dll. Beberapa diantaranya ditunjukkan pada gambar di bawah.
1
Gambar signal generator dengan bentuk-bentuk gelombang keluarannya.
Sumber-sumber sinyal dalam kehidupan
2